Kamis, 19 Mei 2016

Teknik Membangun Struktur Website yang Kuat dengan Internal Link

Internal link memiliki pengaruh yang sama dengan external link (backlink). Bedanya, pemilik website bisa mengendalikan 100% jumlah, lokasi, dan strukturnya.
Membangun internal link berarti membangun struktur website. Dan untuk membangun struktur yang kuat tidak cukup hanya mengandalkan ‘related posts’ dan link di menu navigasi. Ada tekniknya supaya website anda lebih kokoh.
Mengenai internal link
  1. Memudahkan navigasi pengunjung
  1. Membentuk struktur website
  1. Mendistribusikan otoritas ke halaman lain website
Struktur website yang baik
Mengapa ‘related posts’ tidak cukup
Konten utama
Tips membangun internal link
1. Sisipkan dalam konten
2. Gunakan anchor text
3. Hindari link menuju halaman berikut
4. Hubungkan halaman yang relevan saja
5. Dofollow
6. Jangan mengganggu kenyamanan
7. Batasi jumlah site-wide link


Supaya tidak salah pengertian, saya jelaskan dulu secara singkat pengertiannya.
Internal link adalah tautan (link) yang mengarah dari suatu halaman ke halaman lain di website yang sama. Sementara external link atau backlink berasal dari luar website.
Ada 3 tujuan utama dari link dalam website:
Jadi, kalau di website anda ada 1 halaman yang memiliki otoritas tinggi (karena backlink), anda bisa mendistribusikan kekuatannya ke halaman lain. Inilah pentingnya internal link.
Tadi saya sebutkan bahwa salah satu fungsinya adalah untuk membentuk struktur website. Alasannya karena halaman yang mendapatkan banyak internal link akan dianggap sebagai halaman pokok oleh mesin pencari.
Dalam panduan off-page SEO ini saya menjelaskan pentingnya link, internal link juga termasuk di dalamnya.
Setiap lingkaran menunjukkan satu halaman website dan garis menunjukkan link. Semakin besar lingkarannya, semakin besar pula otoritas dari halaman tersebut (karena linknya banyak).
Struktur seperti ini bagus karena ditunjukkan jelas konten mana yang utama serta konten-konten mana yang terkait dan mendukung si konten utama tersebut. Berkat ini, pengunjung dan mesin pencari dapat dengan mudah mengeksplorasi situs.
Sebagai contoh, di website PanduanIM.com panduan-panduan ini yang merupakan konten utamanya.
Konten utama ini banyak dihubungkan dan menghubungkan konten lain.
Banyak website, terutama blog dan toko online hanya mengandalkan related posts yang dibuat secara otomatis untuk membangun internal link.
Cara seperti ini tidak cukup bagus untuk membangun struktur website.
Oleh karena link di related posts dibentuk secara otomatis oleh sistem, anda tidak punya kuasa untuk menentukan halaman mana yang paling penting di website anda.
Dengan sengaja maupun tanpa sengaja, website anda pasti punya beberapa konten utama.
Konten utama ini biasanya isinya berbobot, proses pembuatannya paling memakan waktu, dan anda merasa paling bangga dengan isinya.
Kalau anda belum merasa punya konten utama. Periksa Analytics anda dan lihat halaman mana yang paling banyak dikunjungi selain homepage. Jadikan halaman-halaman ini sebagai halaman utama. Tingkatkan dan kembangkan kembali isinya.
Selanjutnya, konten-konten lain yang anda buat setelah ini baiknya merupakan turunan, penjelasan lanjutan, atau sampingan dari konten utama yang bisa dihubungkan kembali dengan internal link.
Konten-konten utama ini nantinya akan punya peluang yang tinggi untuk muncul di site links Google.
Berikut ini cara-cara yang anda lakukan untuk membangun internal link secara manual tanpa memanfaatkan plugin apapun untuk menciptakan struktur yang baik.
Bentuk link terbaik adalah yang berada di antara kalimat-kalimat dalam konten. Pertama, karena terlihat natural. Kedua, pengunjung lebih tertarik untuk mengklik. Ketiga, kaya dengan kata kunci.
Link menuju suatu halaman tertentu maksimal muncul sekali supaya tidak mengganggu pembaca. Lebih baik pasang link ke 2-3 halaman yang berbeda di 1 artikel daripada 2-3 ke halaman yang sama.
Sama seperti backlink, gunakan anchor text untuk menautkan ke setiap internal link. Jangan gunakan frase generik seperti “klik disini”, “halaman ini”, dsb untuk internal link kecuali terpaksa.
Jangan pula menggunakan frase yang terlalu dioptimasi. Sisipkan ke dalam kalimat secara natural supaya kalimat tetap enak dibaca tapi tetap mendeskripsikan link anda.
Jangan memasang link ke homepage dari dalam konten karena sudah banyak link di website anda yang menuju homepage. Jangan pula memasang link ke halaman sendiri, percuma.
Halaman lain yang tidak perlu anda optimasi terhadap mesin pencari seperti kontak, tentang, dan peraturan juga tidak perlu ditautkan.
Internal link yang anda pasang harus ke halaman yang bertopik serupa. Misalnya halaman 1 bertopik resep tahu goreng, halaman 2 bertopik resep tempe goreng, halaman 3 bertopik sepeda motor.
Anda bisa saja menghubungkan halaman 1 dan 2, tapi jangan pernah menghubungkan halaman 3 dengan 1 dan 2.
Hati-hati jangan memasang rel=”nofollow” untuk seluruh link yang ada di halaman website anda. Link nofollow dianggap tidak mendistribusikan otoritas halaman ke halaman lain, jadi akan percuma secara SEO.
Hal apapun yang anda lakukan di website anda sebaiknya tidak mengganggu kenyamanan pembaca, termasuk internal link.
Artinya, jangan memasang link terlalu banyak dan jangan memasang link yang tidak relevan.
Seberapa banyak sih terlalu banyak itu? Tergantung dari panjang artikel anda.
Site-wide link adalah link yang muncul di semua halaman website anda, misalnya link di navigasi header, sidebar, dan footer. Link-link yang kebanyakan ini tidak akan berdampak positif, justru menyebabkan struktur anda jadi kurang bagus dan membuat pengunjung terganggu.
Sumber :
http://panduanim.com/struktur-internal-link/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar